Minggu, 17 Juni 2012

Organisasi dan Metode "Dinamika Organisasi"


Softskill  (Organisasi Dan Metode)
“Dinamika Organisasi”


A. Definisi Dinamika Konflik
                Dinamika Konflik yaitu  beberapa anggota yang dimana satu sama lain saling bekerja sama dan membutuhkan, mengakibatkan setiap anggotanya akan menjadi saling bergantung dengan anggota yang  lainnya, dan menyebabkan konflik. Konflik ini terjadi karena terjadinya perbedaan pendapat Sehingga anggotanya saling bertentangan.
Menurut Mitchell pada tahun 1981mendefinisikan Konflik  merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih saling mencapai  tujuan-tujuan yang ingin dikehendakinya tetapi hanya salah satu yang  mencapai tujuannya.


·         Adapun Jenis - Jenis Dan sumber Konflik berdasarkan kelompok 


1.       Person Rile Conflict yaitu Konflik Peranan yang terjadi didalam diri  sendiri.
2.                    Inter rule Conflict yaitu Persoalan yang timbul karena satu orang   menjabat atau lebih fungsi dan saling bertentangan.
3.       Intersender yaitu Konflik yang timbul karena seseorang diharuskan  memenuhi harapan beberapa orang.
4.        Intrasender yaitu merupan konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling berbeda atau bertentangan.

    Konflik itu sendiri dapat berdampang positif maupun negatif terhadap kinerja organisasi, tergantung bagaimana cara menyelesaikan nya dan bagaimana cara mengelola konflik itu agar tidak bersifat disfungsional.
Perbedaan konflik Fungsional dan Disfungsional yaitu terletak pada tujuan dan kebutuhan agar tercapai. Konflik Fungsional itu sendiri adalah tipe konflik yang mendukung  pencapaian tujuan dan sasaran yang tepat sehingga menjadi  meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi yang dijalankan. lalu sedangkan konflik disfungsional adalah tipe konflik yang menghambat kinerja suatu organisasi sehingga mengakibatkab konflik tersebut tidak  diingikan oleh pimpinan organisasi dan sebaiknya di tiadakan menurut (kreitner san kinicki,2005).


·          Strategi Penyelesaian Konflik 
Dalam Penyelesaian Konflik dapat diselesaikan oleh pemimpin yang  dikategorikan dalam dua dimensi yaitu bekerjasama/tidak kerjasama  dengan tegas/tidak tegas . Dengan mengunakan kedua dimensi tersebut terdapat 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah sebagai berikut:

1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal  dengan istilah win-lose orientation.

 2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin  yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa  ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lkain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain. Metode Penyelesaian Konflik Ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif.Dominasi atau penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1)       Kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik.
2)        Penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis.
3)       Penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas.
4)        Aturan mayoritas (majority rule), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.Kompromi, manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai.

Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:

a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu
perjanjian yang mengikat.

b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.

Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan  win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:

a. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).

b. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity).

c. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).

d. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).

e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

·         Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk
menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik.

·         Motivasi
Motivasi adalah suatu Proses bagaimana menjelaskan suatu arah seseorang untuk mencapain tujuan.
A. Sejarah Teori Motivasi
 Pada Tahun 1950 merupakan suatu periode perkembangan konsep-konsep suatu motivasi. teori-teori yang berkembang pada masa sekarang yaitu hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y dan teori dua faktor. teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori  yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh suatu manajer pelaksana diorganisasi- organisasi didunia.
·         






Tidak ada komentar:

Posting Komentar