Minggu, 17 Juni 2012

Softskill "Kepemimpinan"


Softskill (Organisasi dan metode )
“Kepemimpinan”
   A.    Definisi

Kepemimpinan itu sendiri merupakan proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin

     Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

   B.     Tipe-tipe Kepemimpinan

·           Tipe Otokratik
           Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya” .

·         Tipe Laissez Faire
        Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

·         Tipe Paternalistik
     Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

·         Tipe Kepemimpinan Militeristik
    Tipe 
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik seperti :

(1)     lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
(2)     menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
(3)     sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
(4)     menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
(5)     tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
(6)      komunikasi hanya berlangsung searah.

·         Tipe Kepemimpinan Demokratis

      Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.


   C. Teori Kepemimpinan .
 
 Terdapat beberapa macam. Teori kepemimpinan secara umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :
(1)     Pengaruh kekuasaan.
(2)     Bakat.
(3)     Prilaku.
(4)     Situasi.

      Tetapi menurut pandangan masyarakat barat, belum dari masyakat timur. Tapi tidak ada salahnya Kita akan coba ulas satu demi satu.

Ø   Teori dengan Pengaruh Kepemimpinan
            Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam seperti :
(1) kedudukan.
 (2) kepribadian.
 (3) politik.
Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut;
a) Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b) Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.



Analisis kasus : klasifikasi gaya-gaya kepemimpinan ”Robby Djohan suatu Studi Kasus Karakteristik Kepemimpinan”.

         Mungkin anda mengenal sosok Robby Djohan, salah satu dari sedikit pemimpin Indonesia yang sangat fenomenal di bidang ”turn around management”. Rasanya cepat sekali waktu berlalu, ketika Robby Djohan dengan gagah berani ”mengobrak-abrik” tatanan budaya BUMN yang telah berurat dan berakar dengan sangat lama lalu menjadikan perusahaan yang telah sakit menjadi perusahaan yang mencetak laba. Dan 10 tahun telah berlalu setelah proses “Mega Merger Bank Mandiri” dan prestasi beliau berikutnya dalam menerbangkan kembali Garuda Indonesia.
       Dalam artikel ini, “cerita lama tapi baru” ini kembali ingin saya ceritakan dengan harapan agar para pembaca dapat meneladani apa yang telah menjadi legacy bagi Robby Djohan dalam bidang kepemimpinan.Proses restrukturisasi, re-engineering, revitalisasi, merger-akuisisi, atau apapun namanya merupakan proses perubahan yang memerlukan waktu singkat dan sifatnya seperti reaksi berantai nuklir. Kadang kala ada proses restrukturisasi yang berhasil, dan tidak sedikit proses yang gagal dilakukan dan bahkan mengakibatkan perusahaan ditutup karena mengalami kebangkrutan. Untuk menjalankan proses tersebut, aspek terpenting dan sangat menentukan adalah kepemimpinan.
        Apa yang menjadi karakteristik atau ciri khas dari kepemimpinan Robby Djohan? Kompetensi apa yang ia miliki sehingga dalam waktu yang cukup singkat perubahan dan pemulihan perusahaan terjadi? Tindakan-tindakan apa yang ia lakukan sehingga seluruh jajaran perusahaan yang ia pimpin melakukan langkah-langkah “restrukturisasi” akan dijelaskan secara terperinci seperti dibawah :

Ø   Karakteristik 1: Keberanian
      Keberanian itu sendiri adalah modal utama yang utama yang dimiliki beliau. Tanpa keberanian, beliau tidak akan mungkin membalikkan keadaan perusahaan yang ”under dog” melalui negosiasi dengan bankir luar negeri yang arogan, institusi keuangan sekelas IMF, supplier, politisi, legislatif atau bahkan tekanan dari ”orang-orang dalam” yang berkepentingan agar perubahan di perusahaan yang sedang beliau benahi menguntungkan mereka.
Ø   Karakteristik 2, 3, & 4: Jujur, integritas dan keterusterangan
     Jujur, integritas dan keterusterangan adalah karakteristik lain yang beliau miliki. Tiga karakter ini sangat berkaitan: orang yang jujur sekaligus memiliki integritas akan mengatakan secara jelas apa yang ingin dia lakukan (clarity). Hal ini tercermin melalui tindakan-tindakan penyelamatan perusahaan yang langkah-langkahnya jelas, tegas, tanpa berbelok kesana-kemari.
Ø   Karakteristik 5, 6 & 7: Pengetahuan, Keahlian dan Pengalaman
             Latar belakang beliau sebagai seorang bankir murni dan daya serap beliau yang sangat cepat untuk mempelajari hal-hal yang baru, menyebabkan beliau dalam waktu singkat dapat menyeimbangkan kondisi keuangan perusahaan yang sangat payah dengan tindakan operasional korektif yang cepat, dimana hal ini sangat berkorelasi dengan peningkatan efisiensi perusahaan.


Lalu ,dari langkap-langkah yang telah diambil oleh Robby Djohan kemudian dipetik pelajaran bahwa menjadi pemimpin bukan berarti membuat jabatan saat ini menyebabkan adanya ”security” atau rasa aman karena hanya ”menjabat”, melainkan merubah, menumbuhkan, memberdayakan, meyakinkan dan tetap menggerakkan perusahaan ke arah yang lebih baik.
      Tantangan yang dihadapi oleh para CEO sekarang selain operasional perusahaan sehari-hari adalah: mempertahankan kinerja perusahaan, menyelesaikan dan mencegah hal-hal yang melanggar etika di tubuh perusahaan melalui Good Governance di jajaran perusahaan, meningkatkan kinerja dan pengelolaan Sumber Daya Manusia, dan mengatasi berbagai permasalahan strategis lainnya. Pertanyaannya adalah: dapatkah para CEO, atau siapapun yang menjadi pimpinan saat ini meneladani Robby Djohan? Dan bagaimana dengan kompetensi yang dipunyai pemimpin penerus bagi generasi selanjutnya? .






Softskill "Perkembangan Pandangan Baru Tentang Organisasi"


Softskill (Organisasi dan Metode )
Perkembangan Pandangan Baru tentang Organisasi.

   A.    Definisi

    Organisasi itu sendiri berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang - orang atau sekumpulan manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Prinsipnya setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu:

a. Orang-orang (sekumpulan orang),
b. Kerjasama,
c. Tujuan yang ingin dicapai,

1. Alasan akan pentingnya pengembangan Organisasi

• Perubahan adalah pertanda kehidupan
• Perubahan memberikan harapan

   2. Teori organisasi umum 1

• Pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
• Pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan)

B. Sejarah Pengembangan Organisasi

Sejarah Pengembanga
n  Organisasi itu sendiri  ditunjukkan oleh lima latar belakang seperti :

Ø  Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti dari organisasi.
Ø  Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama
Ø  Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.
Ø  Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta.
Ø  Perubahan strategik.

                Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.


C. Karakteristik Pengembangan Organisasi

                Didalam Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit.
                Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain. Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang siknifikan. perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru. adanya, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya perubahan. dan , isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha perubahan yang
sukses.

D. Organisasi masa depan

       Dalam abad dua puluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu :

1.  Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible,
2
.  Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).

        Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan.


Membuat “ Daur Hidup Organisasi

Berikut adalah Tahapan-Tahapan Daur Hidup Organisasi yaitu :

    Ø  Tahap I. Pancaran (Orientasi)

    Organisasi yang memiliki pandangan dan sikap yang samaberkumpul memecahkan masalah.
    Bermimpi Indah Sikap mengorbankan apa saja  seperti :

Ancaman         : gagasan berguguran

Perlu                : tindakan nyata

   Ø  Tahap II. Bayi

    Organisasi mulailahir dan dibentuk dari Semangat, dedikasi dan produksi tinggi Belum ada kesiapan dana yang memadai.

Ancaman         : mati usia dini

Perlu                : kegiatan

    Ø  Tahap III. Kanak-kanak

    Kesibukan dan semangat luar biasa Anggaran dana mulai jelas.

Ancaman         : pendiri organisasi mulai was-was

Perlu                : badan Pelaksana

    Ø  Tahap IV. Remaja

         Kegiatan mulai banyak Aturan cara kerja disusun dan diorganisasikan (administrasi)
    Prosedur dan mekanisme kerja mulai rapi dan teratur

Ancaman         : Pengunduran diri karena kebebasan dan kreasi dikekang

Perlu                : Pompa semangat bersama mendirikan organisasi

    Ø  Tahap V. Dewasa

    Mapan dan Administrasinya semakin jelas dan teratur
    Efisiensi Menikmati hasil kerja (senang)

Ancaman         : konflik kepantingan

Perlu                : Disentralisasi reorganisasi

   Ø  Tahap VI. Matang

    Tercapai tujuan nya ,  Kondisi kegiatan semakin baik dan tentunya  Administrasi benar-benar efisien.

Ancaman         : rutinitas melemahkan kreativitas, gagasan

Perlu                : suntikan dari luar

   Ø  Tahap VII. Aristokrasi

        Mulai Muncul nya  sikap apatis ,Gagasan nyaris hilang , Produktivitas kerja menurun
    Tujuan dan rencana pengulangan.

Ancaman         : membayangkan dan membanggakan masa-masa jaya

Perlu                : pengubahan dari luar

    Ø  Tahap VIII. Birokrasi Awal

         Kekakuan birokrasi , Suasana menjadi smakin resmi Produktivitas, semangat, dan kretivitas menjadi rapuh

               Ancaman           : kejenuhan merajalela

   Perlu                   : sinergisasi


                 http://ichwanmuis.com/?p=1742